Sabtu, 28 Januari 2012

Trip to Sawarna - Bayah

Sawarna ????
Ehmm... Mungkin bagi orang yang kurang hobby jalan akan bertanya2 ttg tempat ini.
Ya desa Sawarna terletak di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak - Propinsi Banten.
Jarak dari Jakarta ± 200 KM dan membutukan waktu ± 8 s/d 9 jam perjalanan.




Kali ini saya merencanakan untuk Ngetrip ke tempat ini setelah melakukan searching di internet.
Kali ini Aktor  yang melakukan Ngetrip a/gw (teteeeppp), Tiyo, Makmun, Ab Jun. Kami pun mengajakan Adit (udah kena racun, so mau di ajak jalan2 hahahaha... ) dan Amar (kawan baru kita yg tinggal di daerah Cimampak, Jampang Tengah Sukabumi).
Kali ini bro Agus tidak dapat ikut. Cos 2 hari sebelum hari H, dia ngasih kabar klo motor nya Trouble (Ngebul), so dia agak khawatir klo Si Merah di ajak jalan Jauh. "Ok lah broo, maybe next time".
Sedikit ttg planning kami yang sudah saya jadwalkan sebelum berangkat :



Di hari H, ternyata jadwal yang sudah di buat MOLOR sampe lebih dari 2 jam. Seharusnya di tgl 21 Jan 2012, Jam 14:30 WIB >> Go to Jampang Tengah <<, waktu yang terealisasi jadi berangkat jam 16:45 WIB. Cos gw yang harus menyelesaikan pekerjaan dikantor yang ga bisa di tinggal & Bro Ab Jun yang mengalami masalah sama motor nya + nyasar + keujanan pula di Jatijajarnya... Hahahahaha...



Kira2 jam 16:45 WIB akhirnya kita mulai jalan. Route  yang kita tempuh:
Bogor - Batutulis - Cihideung - Cigombong - Cicurug - Cibadak - Pelabuhan Ratu - Cisolok - Sawarna Bayah
But di Cibadak kami harus ke daerah Jampang tengah terlebih dahulu untuk mampir ke rumah Mas Bro Amar untuk beristirahat dan besok paginya (22 Jan 2012) baru kita melanjutkan perjalanan kembali.
Sampai dirumah Bro Amar kira2 jam 22:30 WIB dan ternyata kita sudah disediakan Ikan Mas + Jagung untuk di bakar. Wwwwaaahhhh muuaannttaaapppssss ( Thanks mas broooo ).
Akhirnya malam itu kita makan malem dengan Ikan Bakar, Nasi liwet, Sambel Jahe + mentimun ditemani rintik hujan ( bbeeuuuhhh syahdu bener hehehehe).

Minggu, 22 Januari 2012.
Jadwal yang saya buat seharusnya jam 06:00 WIB kami sudah jalan menuju lokasi, but karena pas bangun ternyata masih agak gerimis,  saya lihat yang lain masih pada nyenyak tidur ( eeehhmm dasar pada kebooo).
Akhirnya jam 08:00 WIB (Molor lagi 2 jam dari jadwal ) kita jalan ke Sawarna. Ternyata jalan menuju Desa Sawarna dari arah Cisolok memang sangat membutuhkan daya tahan motor yang prima karena banyak tanjakan dan turunan.
Di Cisolok kita sempat berhenti sejenak. (Biasanya mas broo, ambil dokumentasi dulu)... hehehehe..
Cisolok I
Cisolok II





Sebelum sampai di Desa Sawarna, kami pun berhenti di warung bakso u/ makan siang karena perut sudah mulai keroncongan & waktu itu hujan rintik dah mulai turun.
Setelah perut kenyang, kami pun telp Homestay u/ menanyakan room yang masih kosong. Takutnya semua room sudah ada penghuninya karena tgl 23 Jan 2012 bertepatan  hari libur dan perayaan IMLEK.
Kami telp Homestay Widi (berbekal informasi homestay2 di Sawarna dari internet). Alhamdulillah ada room yang akan kosong dan kebetulan sudah mau check out penghuninya. Kami pun pesan untuk 6 org. Oia, menurut informasi, homestay disana jarang yang mau dibooking cos sepertinya mereka menganut faham "Siapa cepat dia dapat". Dan kami dapat harga Rp.100.000,-/org. Kita bisa memesan room tersebut dikarenakan 1 jam lg kita sudah sampe di lokasi. So ibu Widi memperbolehkan kami memesan room.
Karena Homestay sudah di dapat, akhirnya kami memulai perjalanan kembali. Jalan masih terus menemukan tanjakan dan turunan. Karena saya bawa Si Montok (MegaPro) yang ga begitu problemo. But karena 2 motor yang lain Si Manis (Mio) dan Si Biru (Vario), mereka agak sedikit keteteran dan agak "Ngeden"  hahahahaha.....

Setelah ± 45 menit perjalanan, kita lihat ada plang di sebelah kanan jalan yang memberi petunjuk Desa Sawarna belok kiri 12 KM... Fiuuuhhhh ternyata jauh juga dan jalan menuju kesana lagi2 kami menemukan jalan turunan yang lebih curam.
Akhirnya kita sampai ke sebuah desa, dan untuk menuju ke Homestay kita harus melewati Jembatan gantung. Memasuki pedesaan kita membayar restribusi @Rp.2000,- (Jembatan ini kabarnya hasil swadaya masyarakat sini, so bisa dikatakan restribusi ini sebagai biaya perawatan).
Jembatan Gantung menuju Homestay
Sesampai di Homestay Widi, kami pun dipersilahkan menempati room yang sudah disediakan + dipersilahkan untuk menyantap makan siang.... ( Muuaannttaapppsss )


Waktu menunjukkan jam 14:30 WIB, kami pun meminta tolong ke Pak Ade ( pemilik Homestay + suami bu Widi ) dicarikan guider u/ memandu kami ke Goa Lalay yang letaknya ± 1 KM dari Homestay. Dan saudara pak Ade bersedia mengantarkan kami ke Goa Lalay.









Makan selesai, saatnya ke Goa Lalay. Menuju ke Goa lalay kita akan melewati persawahan dan jembatan gantung.
Persawahan Menuju Goa Lalay
Jembatan Gantung Goa Lalay


Petunjuk ke Goa Lalay
Restribusi ke Goa Lalay Rp.2000,-/org. Dan di pintu Goa kita sangat disarankan agar membawa penerangan dan tidak menggunakan alas kaki (karena didalam lumpur banyak kubangan lumpur).
Foto bareng Akang Guider
Pintu masuk Goa Lalay






















Suasana dalam Goa








Menuju ke dalam Goa
Suasana di dalam Goa benar2 gelap dan penerangan hanya dari senter yang kita bawa, banyak kubangan lumpur & licin. So kita mesti Extra hati2 di dalam Goa. Kalo dari keterangan si Akang, Goa ini memang masih ada kelelawarnya dan suku Baduy masih memanfaatkannya untuk bahan makananan... ehhmmm. Di dalam Goa bukan hanya kelompok kami yang ada disini, ternyata ada pak Ade juga yang sedang memandu wisatawan dari German. Oia, dari penjelasan pak Ade di Homestay, setiap dia memandu wisatawan Asing ke Goa lalay ini, pasti sesampai di dalam Goa mereka meminta mematikan seluruh penerangan selama 10 menit (ntah mereka mau berdo'a or merenung pak Ade pun juga tidak tau).


Setelah puas di Goa Lalay, kita pulang ke homestay. Waktu menunjukkan pukul 17:00 WIB. Dan setelah beristirahat sejenak sambil menikmati kelapa muda yang diberikan dari homestay, kita pun bergegas ke Pantai Ciantir u/ menikmati Sunset . Jarak dari Homestay ke Pantai Ciantir hanya 8 menit. Tapi sayang, awan sedang mendung so kami tidak bisa menikmati sunset. Gpp lah, yang penting moment foto2 jalan terus. heheheheh







Hari sudah menjelang Maghrib dan kami pun segera ke Homestay untuk mandi. Setelah mandi, kamipun dipersilahkan untuk makan malam. Menu makan malam kali ini Ikan Bakar, Mie Goreng, Oncom + leunca, Mentimun dan Sambel (gw kangen sama sambel nya maknyuussss). Makan malam selesai, ngobrol2 dan istirahat di room yang sudah disediakan cos besok pagi kita mau menikmati Sunrise di Tanjung Layar.


Senin, 23 Januari 2012.
Jam sudah menunjukan pukul 05:00 WIB, bangun, beres2 dan pukul 05:30 kita menuju Tanjung Layar. Jarak dari Homestay kira2 700 meter,so sekalian olahraga + jogging pagi.. wkwkwkwk..
Apadaya sampai di Tanjung Layar, cuaca agak mendung (maklum IMLEK, katanya hujan kan membawa berkah Amien).


Aktor Sawarna - Bayah :
(Ki - Ka) Ma'mun, Ab Jun, Wulan, Amar, Tiyo, Adit



Tanjung Layar








Berbekal tanya2 dari ibu di Warung kopi, akhirnya kami menyusuri pantai menuju Karang Taraje.












Jam 10:30 WIB. Puas jalan2 + mengabadikan gambar, kitapun segera ke Homestay untuk mandi dan Packing. Karena jadwal jam 13:00 WIB kita harus kembali ke Jakarta :-( dan supaya kita tidak terlalu kemalaman di jalan.
Mandi & Packing beres, ibu Widi mempersilahkan kami u/ makan karena ibu tau kalo dari pagi belum sarapan dan pagi2 buta udah ngilang dari homestay hehehehe......
Jam 12:45 kami pun pamit dengan ibu Widi :
Homestay Widi
Foto bareng Ibu Widi
Jam 13:00, kami pun beranjak dari homestay menuju Jakarta. Kami melewati jalan memutar. Jadi setelah keluar jembatan gantung kita belok kiri. Karena menurut warga sekitar jalan tersebut lebih landai, tidak seperti jalan masuk yang kemaren kami lalui. Walaupun membutuhkan waktu tambahan 20 menit, tapi jalan ini aman untuk Si Manis dan Si Biru... hehehehehe....


Perjalanan kali ini membawa kesan tersendiri bagi kami sampe2 ada yang comment di media social nya :


 "Tempat baru... temen baru... pengalaman baru... 21-23 Januari 2012".

Dan kata2 yang selalu dikumandangkannya adalah :


"Sawarna maniaaaaaaa....... Mantaapppppppppsssss"

Kamipun ingin kembali lagi suatu saat ke tempat ini, karena masih banyak lokasi2 yang tidak sempat kami kunjungi :

Thanks To :
1. ALLAH SWT karena berkat perlindungan dan petunjuknya kami bisa sampai ke tempat ini
2. Mas Bro Amar, yang rumahnya udah mau di singgahi oleh begundal2 Jakarta.
3. Ibu Widi dan Pak Ade ( Homestay Widi ) yang room nya mau dikotori "Racun" Jakarta.

Trip to Curug 1000 Gunung Bunder

Kali ini kita mo menggali sebuah Curug di satu kawasan Gunung Bunder, sebuah desa di kecamatan Pamijahan, Bogor. Sebenernya dikawasan ini banyak terdapat objek wisata alam, Curug Cigamea, Curug Ngumpet, Kawah Ratu, Curug Seribu dan masih ada beberapa curug lagi.
Untuk ke kawasan ini sebenernya gw dah lumayan sering. Apalagi klo lagi bosan dan jenuh di Jakarta. Gunung Bunder jadi salah satu tujuan buat menghilangkan kejenuhan.
Hampir semua tempat dilokasi ini udah pernah gw jamah, tapi tempat favorit gw adalah Curug Seribu. Selain Curugnya bagus, jalan menuju kesana juga lumayan membutuhkan tenaga. 
Di lokasi ini biasanya gw selalu singgah di Warung Mak Ati (udah kita anggap kayak kerabat sendiri lah.. hehehe). So setelah pulang kerja hari Sabtu ( 18 Juni 2011 ) cos sabtu gw masuk 1/2 hari (maklum lah buruh hehehe...), gw janjian sama temen2 di rumah Nchank Ipul (tempat kumpul temen2 gw) di daerah Pasar Rebo. Satu persatu anak2 semua kumpul : gw, Bro Tiyo, Nchank Ipul (Secara yang punya rumah pasti dah dateng lah heheheh...), Akmal, Singgih, Makmun dan terakhir Bro Herman yang baru dateng 1.5 jam dari waktu perjanjian (kita bisa maklum cos dia juga harus nyelesain kerjaannya dulu). Dan selama Herman lom dateng dia selalu SMS minta di tungguin hehehehhe.... Ok. 4 motor dah kumpul. So 3 motor berbocengan.


OK. Akhirnya jam 16:15 dah pada kumpul. Jam 16:30 kita mulai perjalanan (padahal janji jalannya jam 15:00) heheheh... But gpp yang penting Have Fun.
Jam 18:15 kita dah sampe daerah Polresta Bogor. Adzan Maghrib berkumandang, berhenti di SPBU sambil istirahat + Maghrib an.
Setelah istirahat selesai, lanjut jalan lagi. Sebelum sampe di gerbang masuk cuaca hujan. Sampe di gerbang masuk kawasan Gunung Bunder, bayar restribusi dan mulai masuk kawasan Cagar Alam gunung Bunder. 
Perlu diingat, karena kita masuk kawasan hutan, so lampu kendaraan wajib ada cos klo ga ada lampu bisa2 masuk jurang hehehhehe...
Sekitar jam 21:00 kita sampe di Warung Mak Ati. Ya udah kita singgah dan ijin buat istirahat.




Karena cuaca dingin + baju basah pula, kita pesen mie rebus + Kopi buat menghangatkan badan & sambil nunggu mie rebus mateng kita bikin dokumentasi.
Mie rebus lom jadi juga (mgkn karena cuaca dingin, airnya lama panasnya ya hahahaha...) sambil nunggu kita ngobrol2 aja. But mungkin cape or gimana, Si Nchank yang satu ini sampe ketiduran di Bale' warung.


Mie rebus matang mulai makan dengan lahap. Perut kenyang, kopi dah tinggal ampas mulai dah cari tempat masing buat tidur. Bri wulan tidur di dalam warung & yang cowo2 tidur diluar berselimutkan dinginnya malam.


Minggu, 19 Juni 2011
Pagi menyongsong di temanin udara yang cerah (Alhamdulillah), bangun lsg cuci muka dan menikmati udara sejuk pegunungan.



Setelah sarapan nasi uduk, pagi jam 07:00 kita mulai Tracking ke curug seribu. Gw sama Bro  Tiyo udah beberapa kali kesini. Klo yang lain lom pernah (paling klo kesini mereka ke Curug Cigamea) so gw ga kasih tau track nya gimana sama yang lain biar tau fisik mereka gimana. Gw cuma bilang jalan ke Curug nya 1.5 Jam dan siapin fisik aja.
Oia, klo ke Curug Seribu kita ga perlu banyak bawa perbekalan paling bawa minum aja dan jangan pake celana Jeans ketat + Sweater tebel (Nanti gw kasih tau alasannya). Dan biar nyaman pake sendal Gunung aja.
Kita mulai tracking di temanin cerahnya mentari.



Memasuki kawasan Curug Seribu kita dikenakan restribusi @Rp.3000,-. Setelah bayar restribusi kita akan melewati warung (ini warung terakhir) dan jembatan gantung.
Setelah beberapa saat melewati Jembatan Gantung, awal tracking baru dimulai dan kita akan menemukan sebuah POS buat menghela napas sejenak karena setelah POS ini tidak ada POS lagi.


Jalan menuju ke Curug Seribu memang agak ringan, karena kebanyakan jalan menurun serta diselingin sedikit jalan menanjak.


Setelah kurang dari 1 jam jalan, kita akan menemukan daerah yang agak luas dan sungai kecil mengalir (disini juga ada batu mamer bertuliskan nama orang yang pernah hilang di Gunung ini hiiiiiii....). Yang penting kita selalu ingat kebesaran ALLAH SWT dan tidak merusak alam sekitar. Tempat ini juga bisa kita jadikan tempat u/ beristirahat.


Istirahat sejenak, kita mulai jalan lagi. Mungkin kira2 1/2 jam kemudian kita akan sampai di Curug yang kita tuju. Yang dialah Curug Seribu. Kenapa dinamakan Curug Seribu mgkn karena ketinggian dari curug ini yang memang benar2 tinggi.
Personel (dari Kiri ke Kanan)
Akmal, Makmun, Wulan, Singgih, Herman & Ncank Ipul.
Tiyo ????... Udah pasti si Fotografernya
Ini kita masih di bibir jurang Curug Seribu. Dan klo kita mau mandi mesti turun kebawah. Oia, Sebelum kita jalan ke Curug ini, pasti saya akan minta sedikit wejangan sama Mak Ati, apa kita boleh turun ke bawah dan mandi ga ?? Klo Mak Ati cuma bilang "Ya udah klo mau pada mau mandi, tapi ati2 yak. Soalnya batunya licin dan jangan mandi di air terjunnya" maka kita akan mandi. But klo Mak Ati ngelarang kita mandi, maka saya pun ga akan mandi. 
Catatan : Mak Ati adalah penduduk asli disitu, so dah pasti dia tau kapan kita bisa mandi dan kapan kita ga boleh mandi. Dan sebenernya perhitungan itu berdasarkan curah hujan.
Karena waktu berangkat kita dibolehin buat mandi, yang akhirnya semua turun ke bawah buat mandi basah (ya jelas basah lah, wong kita pada nyelem di air wkwkwkwk).











Untuk ambil dokumentasi lebih dekat di deket Curug, kita pun harus hati dan jangan pernah berenang ke bawah air terjun karena jatuhkan air besar dari ketinggian maka dia akan membuat seperti pusaran air dan bisa menyeret kita ke dalam pusaran tersebut. Ini dibuktikan dengan tewanya 4 orang pengunjung di bulan September 2011. Sepertinya mereka nekat untuk berenang di bawah air terjun. So ke 4 orang ini terseret ke dasar air terjun. Dan baru diketemukan setelah TIM SAR dan penduduk sekitar diterjunkan. Skip skip kita ga bahas mengenai tragedi yang terjadi disini. Karena musibah dapat terjadi dimana saja.Karena cuaca cerah, kita mengabadikan moment di deket air terjun tapi tidak renang disana.





Acara foto2 selesai dan berendem di kawasan Curug Seribu dah puas, saatnya kita balik ke Warung Mak Ati.
Seperti nya gw bahas di awal, jalan menuju Curug Seribu itu menurun. So udah pasti pulang dari curug tanjakan tiada ampun.
Nah disini kenapa gw bilang jangan pake Celana Jeans ketat + Sweater tebel cos sangat menyiksa. Si singgih (foto di awal pake jeans + Sweater merah) sampe ngos2an. Akhirnya dia pulang pake celana pendek dan kaos aja. Tas, celana Jeans dan Sweater di bantu bawa sama yang lain. But karena tubuhnya sekarang yang makin BENGKAK (hahahahahahha piss) jalan sebentar dah megap2. Jalan nanjak 10 langkah, lsg ngejoprak. Dan itu terjadi tiap nanjak beberapa langkah pasti dia megap2 kayak mas koki keabisa air wkwkwkwkw. Anak2 lain yang lain cuma bisa kasih semangat, air minum dan sedikit dituntun (Sebenernya disini anak2 pengen ketawa cuma situasinya ga memungkinkan. Singgih dulu alumni Pelayaran dan udah pasti didikannya semi militer. So dah pasti fisiknya harusny OK). But mgkn karena dah lama lulus dan jarang olahraga lagi sekarang badannya dah mulai bengkak heheheh.
Setelah melewati tanjakan dan mgkn dah puluhan kali ngejoprak. Akhirnya kita sampe juga di Warung Mak Ati.


Baru dah disini kita bisa ketawa lepas akan kejadian Si Singgih tadi... wkwkwkwkkw
But setelah kejadian ini, Si Singgih ga kapok buat ke sana lagi. Ini dibuktikan 1 bulan setelah itu (sebelum puasa), dia sama kawan2 nya balik lagi kesini dan jadi guider nya. So udah pasti dia udah mempersiapkan fisik lebih mateng lagi... Saluuuttttt.




Curug Seribu adalah salah satu Wisata alam di daerah Gunung Bunder yang harus tetap kita lestarikan. Alam akan bersahabat dengan kita jika kita menghargai alam itu sendiri.


Thank To :
1. ALLAH SWT yang tetap dan tak pernah berhenti mengiri perjalanan ini
2. Warung Mak Ati yang mau di singgahi bocah2 begundal